Erick Thohir – Dalam dunia sepak bola Indonesia, perhatian masyarakat kini tengah melirik Timnas Indonesia dan sepak terjangnya di kualifikasi Piala Dunia 2026. Di tengah persaingan yang semakin ketat di Grup C, kemenangan Timnas Indonesia atas Arab Saudi dengan skor 2-0 memberikan angin segar bagi asa Garuda di pentas dunia. Namun, di balik euforia kemenangan ini, terdapat proyek besar yang tengah digerakkan oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, untuk membangun sepak bola Indonesia secara menyeluruh.
Persaingan Grup C yang Memanas
Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia menjadi salah satu grup yang paling kompetitif. Dengan Jepang yang telah memastikan diri lolos ke putaran IV dengan raihan 16 poin, persaingan untuk posisi kedua semakin panas. Indonesia, Bahrain, Arab Saudi, dan Australia kini sama-sama mengantongi enam poin. Dua laga terakhir pada Maret 2025 akan menjadi momen krusial yang menentukan nasib Indonesia.
Bagi Indonesia, langkah realistis adalah mengumpulkan empat poin tambahan: bermain imbang melawan Australia (20/3/2025) dan menang atas Bahrain (25/3/2025). Tambahan tiga poin lainnya bisa dikejar saat melawan China di bulan Juni. Namun, laga terakhir melawan Jepang di markas mereka menjadi tantangan besar. Meskipun Jepang sudah lolos, semangat juang mereka sebagai petarung tangguh tidak akan memudahkan langkah Indonesia.
Proyek Besar Erick Thohir
Erick Thohir yang memiliki pengalaman luas di dunia bisnis dan olahraga, kini memfokuskan strateginya untuk membangun sepak bola Indonesia melalui tim nasional. Proyek besar ini terlihat dari berbagai langkah yang diambilnya, termasuk menampilkan performa pemain dan pelatih secara terbuka. Selepas melawan laga Jepang, Erick Thohir menegaskan pentingnya introspeksi di tim internal.
“Saya tidak suka kalau kita bermain tidak maksimal. Apalagi di game yang seharusnya kita menangi malah tidak,” ujar Erick dalam sebuah wawancara. Pernyataan ini tidak hanya menjadi kritik, tetapi juga menantang bagi pelatih Shin Tae-yong dan para pemain untuk meningkatkan performa di sisa pertandingan Grup C.
Kemenangan atas Arab Saudi memberikan respon positif terhadap evaluasi tersebut. Namun, proyek Erick Thohir tidak hanya berhenti di hasil pertandingan. Strategi yang diterapkannya menunjukkan bahwa membangun sepak bola Indonesia harus dimulai dengan memperkuat fondasi tim nasional, yang dianggap sebagai mata rantai utama untuk menarik perhatian masyarakat dan membangun citra sepak bola yang lebih baik.
Mengandalkan Naturalisasi Pemain
Dalam jangka pendek, PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir juga aktif mencari pemain berdarah Indonesia di luar negeri untuk memperkuat tim nasional. Salah satu kabar terbaru adalah kemungkinan bergabungnya Ole ter Haar Romeny, pemain berdarah Indonesia yang kini bermain di klub Belanda, Utrecht. Kehadiran Ole diharapkan dapat mengisi kekosongan di lini depan yang selama ini menjadi masalah utama tim.
Namun, ketergantungan pada pemain naturalisasi juga memunculkan pertanyaan. Sampai kapan Indonesia harus mengandalkan pemain yang “ditemukan” di luar negeri? Apakah ini solusi jangka panjang atau sekadar strategi sementara untuk mendongkrak kinerja tim nasional?
Diciptakan vs Dilahirkan
Untuk mendapatkan pemain dengan kualitas terbaik, Erick Thohir menyadari bahwa Indonesia harus mulai menciptakan pemain melalui pelatihan yang terstruktur dan berkelanjutan. Hal ini berarti membangun kompetisi berjenjang yang berkualitas, menyediakan infrastruktur yang memadai, serta mencetak pelatih dan wasit yang profesional.
Argentina, misalnya, tidak hanya mengandalkan “kelahiran” Lionel Messi setiap tahunnya. Mereka memiliki sistem pelatihan pemain yang terintegrasi, mulai dari level akar rumput hingga profesional. Jepang juga menjadi contoh nyata bagaimana pelatihan usia dini yang terarah dapat menghasilkan pemain-pemain berkualitas dunia.
Indonesia perlu belajar dari model ini. Jika ingin bersaing di level internasional, pembangunan sepak bola tidak bisa hanya mengandalkan program jangka pendek. Diperlukan kerja sama lintas sektor, termasuk pemerintah, klub, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem sepak bola yang sehat dan berkelanjutan.
Harapan untuk Masa Depan
Proyek besar Erick Thohir dalam membangun sepak bola Indonesia melalui tim nasional memang langkah strategi untuk menarik perhatian. Namun, untuk mencapai hasil yang berkelanjutan, mata rantai lainnya, seperti pelatihan usia dini, infrastruktur, dan kompetisi lokal, harus segera dipindahkan.
Dahaga pencinta sepak bola Indonesia mulai terpuaskan dengan perubahan positif di Timnas Garuda. Namun, upaya membangun sepak bola Indonesia bukan hanya tugas PSSI. Semua pihak harus bersinergi agar Indonesia tidak hanya menjadi peserta, tetapi juga pesaing tangguh di panggung sepak bola dunia.
Sampai kapan kita harus mengandalkan tim nasional sebagai wajah sepak bola Indonesia? Harapannya, mata rantai pembangunan sepak bola lainnya dapat segera menyusul, menjadikan Indonesia sebagai kekuatan baru di dunia sepak bola.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.